CORE Indonesia meluncurkan laporan terbaru, Brief Report CORE Economic Outlook 2025, yang mengulas tekanan ekonomi global dan kebijakan domestik yang memengaruhi kelas menengah Indonesia. Dalam rangkaian kegiatan di Youth Economic Summit 2024 pada Sabtu 23 November, itu Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohamad Faisal, mengungkapkan bahwa kelompok kelas menengah mengalami penurunan proporsi dari 21,45 persen pada 2019 menjadi 17,44 persen pada 2023.
“Kondisi ini mengkhawatirkan. Pendapatan turun, tabungan menipis, dan banyak keluarga kini hanya bisa bertahan dengan 'makan tabungan',” jelas Faisal.
Founder dan Ekonom Senior CORE Indonesia, Hendri Saparini, menegaskan pentingnya lompatan pertumbuhan ekonomi melalui revitalisasi industri. Ia menekankan bahwa strategi ini harus melibatkan harmonisasi kebijakan fiskal, perdagangan, industri, dan investasi; pembangunan infrastruktur terintegrasi; revitalisasi sektor strategis; serta sinergi antara BUMN, swasta, UMKM, dan koperasi untuk memperkuat daya saing nasional.
Sementara itu sebelumnya, dalam sesi pembukaan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, mengungkapkan keprihatinannya atas stagnasi ekonomi Indonesia. Selama dua dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi hanya berkisar di angka 5 persen, meskipun berbagai kebijakan telah dikeluarkan.